bahrulmaghfiroh.com – Habib adalah sebutan untuk dzurriyah Rosululloh dari jalur Nasab Sayyidina Alawi bin Abdillah, Hadromaut Yaman.
Referensi :
{إسعاد الرفيق، ج ١ ص ٣}
الحبيب فى عرف حضر الموت يطلق على من ينسب لسيدنا علوى بن عبيد الله وصار عرفا خاصا عندهم من عصر الحبيب عمر بن عبد الرحمن العطاس قدس الله روحه استدعاء لتحقيق المحبة من كل مؤمن مصدق لما لاهل البيت على سائر الامة من المحبة والمودة الوارد بها الكتاب والسنة
Habib menurut istilah hadlro maut adalah orang yang nasabnya bersambung dengan Sayyidi Alwi bin Ubaidillah. Istilah khusus ini berlaku mulai zamannya Umar bin Abdur Rahman Al-atthos ,semoga saja Allah mensucikan ruhnya. Beliau menciptakan istilah ini dengan tujuan menarik rasa cinta yang tulus dari orang-orang Mukmin yang membenarkan adanya kewajiban mencintai ahli bait mengalahkan pada yang lainnya sebagaimana hal itu diterangkan dalam Alqur’an dan Hadist.
وفى العرف الشرعى يطلق لفظ سيد وشريف على كل من انتسب للسبطين سيدى الحسن وسيدى الحسين
Adapun menurut Urf Syara’ yang dimaksud dengan Syarif dan Sayyid adalah orang yang nasabnya bersambung dengan kedua cucunda Nabi yaitu sayyid Hasan dan sayyid Husain
وقد يفترقان فى اصطلاح اهل العلم فيطلقون السيد على كل من بلغ مقاما رفيعا فى العلم والولاية وان كان من غير الاشرف
Menurut ahlul ilmi, istilah Sayyid dan Syarif mempunyai perbedaan, menurut mereka Sayyid adalah orang yang mencapai kedudukan tinggi dalam bidang keilmuan dan kewalian meskipun bukan dari golongan para Syarif
واما لفظ شريف فخاص بمن ذكر كما ذكروا ذلك فى نحو الوصية والوقف افاده الشيخ عبد الله باسودان فى شرح الخطبة الطاهرة
Adapun istilah Syarif khusus untuk mereka yang keturunan Sayyid Hasan dan Sayyid Husain, keterangan diatas disampaikan oleh Syekh Abdullah Ba Sudan dalam kitab syarah al- Khuthbatut Tohiroh
باعلوى هو بالمعنى الخاص عند اهل حضر الموت كل من ينسب لسيدنا علوى بن عبد الله ابن سيد الشيخ احمد بن عيسى المهاجر الى الله تعالى
Ba- Alawi menurut penduduk Hadlro Maut mempunyai arti khusus yaitu setiap orang yang nasabnya bersambung denga Sayyidina Alwi bin Ubaidillah bin Sayyidi Syekh Ahmad bin Isa al-Muhajir ilalloh
واما بالعام فيطلق على كل من ينسب لسيدنا الامام على ابن ابى الطالب رضى الله عنه وكرم الله وجهه
Adapun menurut arti umum adalah setiap orang yang nasabnya bersambung dengan Sayyidina Al-imam Ali bin abi tholib Rodliyallohu anhu dan karromallohu wajhah.
- Apakah benar para Habaib zaman sekarang ini masih termasuk Ahlil Bait Rasulullah SAW ?
JAWABAN NO 2
Benar, termasuk Ahli bait Rasululloh, apabila Habaib tersebut bernasab kepada Rasululloh baik dari jalur Syaidina Hasan atau Syaidina Husain. Bukan hanya zaman sekarang bahkan sampai hari akhir.
Referensi :
{فيض القدير، ج ٥ ص ٢١}
٦٣٠٩ – (كل سبب ونسب منقطع يوم القيامة إلا سببي ونسبي) وفي رواية بدل ونسبي وصهري
Nabi Bersabda : “Setiap sebab hubungan serta nasab, semuanya terputus di hari kiamat, kecuali sebab dan nasab ku”. Dalam riwayat lain memakai redaksi : “Nasabku dan hubungan tali perkawinan (besan) dengan Ku”.
قال الديلمي: السبب هنا الوصلة والمودة وكل ما يتوصل به إلى الشيء عنك فهو سبب وقيل السبب يكون بالتزويج والنسب بالولادة
Imam ad-Dailami : yang dimaksud sebab dalam hadist ini adalah hubungan pertalian dan kasih sayang, jadi setiap apa saja yang menghubungkannya denganmu, hal itu disebut sebagai sebab.
Ada juga yang berpendapat bahwa sebab adalah hubungan pertalian sebab pernikahan, nasab, dan kelahiran.
وهذا لا يعارضه حسنه في أخبار أخر لأهل بيته على خوف الله واتقائه وتحذيرهم الدنيا وغرورها وإعلامهم بأنه لا يغني عنهم من الله شيئا لأن معناه أنه لا يملك لهم نفعا لكن الله يملكه نفعهم بالشفاعة العامة والخاصة فهو لا يملك إلا ما ملكه ربه
Kebaikan Nabi dalam Hadist ini tidak bertentangan dengan keterangan beliau, yang menyampaikan pada ahlul bait : agar mereka takut pada Allah dan bertakwa kepada-Nya, serta peringatan beliau kepada mereka agar mereka berhati-hati dengan bahaya dan tipu daya dunia, dan pemberitahuan Rosululloh bahwasanya Beliau tidak bisa menyelamatkan mereka dihadapan Allah.
Hal ini karena maknanya adalah bahwasanya Rosululloh tidak bisa memberi manfaat kepada mereka (tanpa seizin Allah), namun disisi lain, Allah memberikan hak syafaat baik secara umum maupun khusus kepada Rasulullah untuk bisa menyelamatkan mereka. Jadi intinya Rosululloh dapat memberi manfaat hanya dengan izin dari Allah saja.
فقوله لا أغني عنكم أي بمجرد نفسي من غير ما يكرمني الله تعالى به أو كان قبل علمه بأنه يشفع ولما خفي طريق الجمع على بعضهم تأوله بأن معناه أن أمته تنسب له يوم القيامة بخلاف أمم الأنبياء
(طب ك) في فضائل علي (هق عن عمر) بن الخطاب
Adapun sabda Nabi : “Aku tidak dapat menolong kalian”. Maksudnya adalah beliau tidak dapat menolong sekehendak diri beliau tanpa seiizin Allah, atau hal itu disampaikan beliau sebelum beliau tahu bahwa beliau diberi hak wewenang untuk memberi syafaat.
Dan ketika pemahaman kedua hadis ini masih samar dalam pemikiran sebagian Ulama’, maka mereka mentakwil hadist tersebut dengan makna : “Bahwasanya umat beliau dinisbatkan kepada beliau, hal ini berbeda dengan umat para Nabi terdahulu.
Hadis ini Riwayat imam Thobroni dalam kitab Mu’jamul Kabir dan Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrok di bab Keutamaan Sayyidina Ali, Dan imam Al-Baihaqi dalam kitab Sunan Al-Baihaqi dari jalur sanad Sayyidina Umar bin Khottob.
قال عمر: فتزوجت أم كلثوم لما سمعت ذلك وأحببت أن يكون بيني وبينه نسب وسبب خرج هذا السبب البزار
Umar berkata : “Maka Aku menikahi Ummu Kultsum, ketika Aku mendengar hal itu, dengan harapan Aku memiliki hubungan nasab dan hubungan sebab dengan Rasulullah.
Hadist tentang hubungan sebab ini dikeluarkan oleh Imam al-Bazzar
{مسند أحمد : ٦١٦٨}
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُعُودًا، فَذَكَرَ الْفِتَنَ، فَأَكْثَرَ في ذِكْرِهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الْأَحْلَاسِ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ؟ قَالَ: ” هِيَ فِتْنَةُ هَرَبٍ وَحَرَبٍ،
Kita pernah duduk bersama Rasulullah ﷺ. Beliau mengupas tentang aneka macam fitnah (ujian besar di akhir zaman). Beliau menjelaskan panjang lebar tentang fitnah-fitnah itu, hingga beliau menyinggung tentang fitnah ahlas. Ada seseorang yang bertanya: “Ya Rasulallah, apa yang dimaksud fitnah ahlas ?’ Rasul menjawab: ‘Yaitu; fitnah pelarian
dan peperangan.
ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ، دَخَلُهَا أَوْ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي، وَلَيْسَ مِنِّي، إِنَّمَا وَلِيِّيَ الْمُتَّقُونَ، ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ،
Kemudian fitnah sarra’ (karena banyak bermegah-megahan hingga lupa dan jatuh dalam perilaku maksiat), yang lewat masuknya atau asal asapnya dari bawah kedua kaki seseorang dari ahli bait-ku; Ia mengaku bagian dariku, padahal bukan dariku. Karena sesungguhnya orang-orang yang aku kasihi hanyalah orang-orang yang bertakwa. Kemudian Manusia bersepakat pada seseorang seperti bertemunya pinggul di tulang rusuk.
ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً، فَإِذَا قِيلَ انْقَطَعَتْ تَمَادَتْ ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ، فُسْطَاطُ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ، وَفُسْطَاطُ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ، إِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنَ الْيَوْمِ أَوْ غَدٍ
Setelah itu, fitnah duhaima’ yaitu fitnah yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini kecuali dihantamnya. Jika dikatakan: ‘Ia telah selesai’, maka Ia justru berlanjut.
Di masa itu seorang di pagi harinya beriman, tetapi pada sore harinya Dia bisa menjadi kafir, sehingga Manusia terbagi menjadi dua bagian,:
- Golongan yang beriman yang tidak mengandung kemunafikan
- Golongan munafik yang tidak mengandung keimanan.
Jika itu sudah terjadi, maka tunggulah kedatangan Dajjal pada hari itu atau besoknya.
{مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح، ج ٨ ص ٣٣٩٩}
(يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي) أَيْ: فِي الْفِعْلِ وَإِنْ كَانَ مِنِّي فِي النَّسَبِ، وَالْحَاصِلُ أَنَّ تِلْكَ الْفِتْنَةَ بِسَبَبِهِ، وَأَنَّهُ بَاعِثٌ عَلَى إِقَامَتِهَا (” وَلَيْسَ مِنِّي “) أَيْ: مِنْ أَخِلَّائِي أَوْ مِنْ أَهْلِي فِي الْفِعْلِ ; لِأَنَّ لَوْ كَانَ مِنْ أَهْلِي لَمْ يُهَيِّجِ الْفِتْنَةَ، وَنَظِيرُهُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ}
Ia mengaku bagian dariku’ dalam perilakunya, meskipun Dia bagian dariku (Nabi Muhammad) dalam sisi nasabnya.
Adapun kesimpulannya adalah ; fitnah tersebut ada karena disebabkan olehnya, dan justru Ia malah menjadi pembangkit fitnah tersebut.
Maka, Rasulullah bersabda ‘Laisa minni’, maksudnya adalah: “Hakekatnya orang tersebut bukanlah golongan kekasihku dan ahli baitku (keluargaku) dalam tingkah lakunya, karena apabila Dia benar-benar ahli bait-ku (Rasulullah ﷺ), tentu Ia tidak akan mengobarkan / membangkitkan fitnah tersebut.
Hal itu mirip dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesunggunya Dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik”.
- Benarkah anggapan Siapa, Habaib itu dijamin masuk Surga ?
JAWABAN NO 3
Para Habaib atau Ahlul Bait yang dijamin masuk surga / diharamkan masuk neraka menurut Syekh Al-Hafidz Muhammad ‘Abdurrauf al-Munawi dalam kitabnya Faidul Qodir adalah ada yang diharamkan secara mutlak masuk Neraka adalah Siti Fatimah dan Sayyidina Hasan dan Husain. Sementara untuk Ahli Bait yang lainnya adalah tidak secara mutlak. Namum demikian Ahlul Bait selalu mendapat ampunan dan jaminan disucikan oleh Allah SWT.
Referensi :
{فيض القدير،ج ٢ ص ٤٦٢ }
٢٣٠٩ – (إن فاطمة) بنت النبي صلى الله عليه وسلم (أحصنت) في رواية حصنت بغير ألف (فرجها) صانته عن كل محرم من زنا وسحاق ونحو ذلك (فحرمها) أي بسبب ذلك الإحصان حرمها (الله وذريتها على النار) أي حرم دخول النار عليهم فأما هي وابناها فالمراد في حقهم التحريم المطلق وأما من عداهم فالمحرم عليهم نار الخلود وأما الدخول فلا مانع من وقوعه للبعض للتطهير هكذا فافهم
2309 – Sesungguhnya Fatimah telah menjaga kehormatannya, sehingga Allah SWT mengharamkan Fatimah dan keturunannya masuk Neraka.
(Fatimah), putri Nabi Muhammad, telah “menjaga kehormatannya”, dalam redaksi lain memakai kalimat “khasonat” tanpa huruf alif. Artinya Fatimah menjaga dirinya dari melakukan perbuatan haram, baik berupa zina maupun masturbasi, maupun semisalnya. Karena itulah Allah SWT mengharamkan bagi fatimah dan keturunannya masuk ke dalam Neraka.
Adapun bagi Fathimah dan kedua putranya (Hasan dan Husain), maka mereka tidak akan masuk neraka sama sekali. Sedangkan keturunan Rosululloh selain mereka bertiga, masih ada kemungkinan masuk neraka tapi tidak selamanya. Dan mereka masuk neraka, hal itu untuk mensucikan dosa-dosa mereka.
وقد ذكر أهل السير أن زيد بن موسى الكاظم بن جعفر الصادق رضي الله عنهم خرج على المأمون فظفر به فبعث به لأخيه علي الرضى فوبخه الرضى وقال له يا زيد ما أنت قائل لرسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سفكت الدماء وأخفت السبل وأخذت المال من غير حله غرك أنه قال إن فاطمة أحصنت فرجها فحرمها الله وذريتها على النار إن هذا لمن خرج من بطنها كالحسن والحسين لا لي ولا لك والله ما نالوا ذلك إلا بطاعة الله تعالى فإن أردت أن تنال بمعصية الله ما نالوه بطاعته إنك إذن لأكرم على الله منهم
Dan para ahli sejarah mengisahkan bahwasanya Zaid bin Musa al-Kadzim bin Ja’far as-Shodiq berangkat menyerang Kholifah al-Ma’mun, dan Dia berhasil membunuhnya lalu hal itu disampaikannya pada saudaranya yaitu Ali al-Ridlo. Lalu Ali Ridlo menegur Zaid dan berkata padanya : “Wahai Zaid apa yang akan engkau katakan pada Rosululloh nanti, kalau engkau melakukan pembunuhan, menghadang perjalanan, dan menjarah harta ?, sungguh engkau telah salah dalam memahami keterangan yang menyatakan bahwasanya : “Sesungguhnya Fatimah telah menjaga kehormatannya, maka Allah SWT mengharamkan dirinya dan keturunannya masuk Neraka”.
Hal itu hanya berlaku untuk kedua putra Fathimah seperti Hasan dan Husain. Dan Hal itu tidak berlaku untuk orang seperti aku ataupun seperti kamu. Demi Allah tidaklah mereka mendapatkan kehormatan seperti itu kecuali dengan cara Taat kepada Allah SWT.
Apabila kamu ingin mendapatkan keistimewaan seperti mereka, namun dengan cara bermaksiat kepada Allah SWT, maka sesungguhnya sama halnya kamu merasa lebih baik dan lebih mulya dihadapan Allah SWT dibanding mereka (Fathimah, Hasan dan Husain)
وروى أبو نعيم والخطيب بسندهما لمحمد بن مرثد كنت ببغداد فقال محمد بن مرثد هل لك أن أدخلك على علي الرضى فأدخلني فسلمنا وجلسنا فقال له حديث إن فاطمة أحصنت فرجها إلخ قال خاص للحسن والحسين
Abu Nuaim dan al-Khotib al-Baghdadi meriwayatkan dengan sanad keduanya dari Muhammad bin Martsad, ketika aku ada di Bagdad. Muhammad bin Martsad berkata : “Apakah kalian ada kepentingan menghadap Ali Ridlo ?
Lalu beliau mempersilahkan Aku masuk, maka kami masuk dan duduk. Kemudian Ali Ridlo menjelaskan tentang Hadis Fathimah tersebut, kemudian Dia berkata : “Keistimewaan itu berlaku hanya khusus untuk Hasan dan Husain.
<تنبيه>
قال ابن حجر: يدل لتفضيل بناته على زوجاته خبر أبي يعلى عن عمر مرفوعا تزوج حفصة خير من عثمان وتزوج عثمان خيرا من حفصة
Pengingat.
Ibnu Hajar berkata : “Ada hadist menunjukkan lebih utamanya Putri – putri Rosululloh dibanding Istri – istri Rosululloh, yaitu hadis Marfu’ yang diriwayatkan Abu Ya’la dari sanad Umar bin Khotob yang menyatakan : “Hafshoh (Putri Umar) menikah dengan orang yang lebih baik dari Utsman (yaitu Rosululloh) dan Utsman menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafsoh (yaitu Ummu Kultsum).
{فيض القدير،ج ٥ ص ٣٥ }
٦٣٦١ – (كل نسب وصهر ينقطع يوم القيامة إلا نسبي وصهري)
Setiap Nasab dan hubungan tali persudaraan karena pernikahan akan terputus dihari kiamat, kecuali Nasabku dan tali persaudaran dari pernikahanku.
قال المصنف: قيل معناه أن أمته ينسبون إليه وأمم -[٣٦]- سائر الأنبياء لا ينسبون إليهم وقيل ينتفع يومئذ بالنسبة إليه ولا ينتفع بسائر الأنساب ورجح بما ذكر في سبب الحديث الآتي بيانه
Musonnif berkata : “Ada pendapat yang mengatakan, makna hadist tersebut adalah Umat Nabi muhammad itu dinisbatkan kepada beliau, sedangkan umat-umat para Nabi lainnya tidak dinisbatkan kepada mereka.
Ada juga pendapat yang menyatakan : “Hubungan nasab / nisbah dengan beliau dapat bermanfaat di hari kiamat nanti, sedangkan hubungan nasab / nisbah selain beliau tidak bisa memberi manfaat di hari tersebut.
Keterangan ini di dukung dengan sebab-sebab munculnya hadist tersebut, yang akan dijelaskan nanti.
قال الطيبي: والنسب ما رجع إلى ولادة قريبة من جهة الآباء والصهر ما كان من خلطة تشبه القرابة يحدثها المتزوج
Imam at-Thiby berkata : “Adapun yang dimaksud Nasab adalah hubungan yang berkaitan dengan kelahiran yang mengakibatkan adanya hubungan sanak kerabat dari jalur ayah. Adapun yang dimaksud dengan Mushoharoh adalah hubungan yang serupa dengan kekerabatan disebabkan oleh adanya pernikahan. (contoh, besan, menantu dll).
وعلم بهذا الحديث ونحوه عظيم نفع الانتساب إليه عليه السلام ولا يعارضه ما في أخبار آخر من حثه لأهل بيته على خشية الله واتقائه وطاعته وأنه لا يغني عنهم من الله شيئا لأنه لا يملك لأحد نفعا ولا ضرا لكن الله يملكه نفع أقاربه
Dari hadist ini maupun hadist semisalnya diketahui begitu besarnya manfaat hubungan nasab dengan Rosululloh.
Hal ini tidak bertentangan dengan keterang di hadist lain yang berisi motivasi Rosululloh kepada keluarganya untuk takut kepada Allah, bertaqwa dan taat pada Allah, dan pernyataan Rosululloh yang menyatakan Dia tidak bisa menolong mereka dihadapan Allah SWT, karena Beliau tidak bisa memberi manfaat atau menolak madlorot, akan tetapi disisi lain Allah mengizinkan Beliau untuk menberi manfaat kepada sanak kerabatnya.
فقوله لا أغني عنكم شيئا أي بمجرد نفسي من غير ما يكرمني الله به من نحو شفاعة ومعفرة فخاطبهم بذلك رعاية لمقام التخويف (ابن عساكر) في ترجمة زيد بن عمر بن الخطاب من حديث جعفر بن محمد عن أبيه (عن عمر بن الخطاب)
Adapun sabda Rosululloh yang menyatakan : “Aku tidak bisa menolong kalian dihadapan Allah” itu maksudnya adalah : “Aku tidak bisa sekehendakku menolong kalian kecuali jika Allah mengizinkannya”, contohnya memintakan syafaat dan pengampunan untuk mereka.
Beliau mengatakan hal itu kepada mereka dengan tujuan untuk menjaga agar mereka tetap dalam kondisi takut kepada Allah SWT.
Hadis ini di riwayatkan oleh Ibnu Asakir, dalam Bab biografi Zaid bin Umar bin Khottob, dari jalur sanad Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari Umar bin Khottob.
- Apa sajakah keutamaan-keutamaan sebagai Habaib ?
JAWABAN NO 4
Keutamaan Habaib / Dzurriyah Rasul adalah banyak diantaranya :
- a) Adalah dihilangkan / terampuninya dosa dan keburukan dari mereka, dibersihkan dari akhlaq akhlaq tercela.
- b) Sebagai manusia termulia dari sisi nasab dan garis keturunannya.
- c) Keturunan nasab dengan Rasulullah SAW akan tetap bersambung dan bermanfaat di Dunia dan di Akhirat.
- d) Memandang wajah dzurriyah Rasulullah SAW adalah ibadah.
- e) Mencintai dan menghormati mereka demi Rasulullah SAW adalah kewajiban setiap muslim
- f) Ummat pertama yang mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW.
- g) Berbuat baik kepada mereka akan langsung di balas Rasulullah SAW kelak di hari kiamat.
Referensi :
{الاجوبة الغالية ص ١٩٠-١٩١}
س : ما الآيات والأحاديث الدالة على فضائل أهل البيت وصحة انتسابهم لجدهم رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟
Ayat-ayat dan hadist apa yang menunjukkan atas keutamaan ahlul bait, dan sahnya bernasabnya mereka kepada kakeknya yaitu Rosululloh ?
ج : من ذلك قوله تعالى : { إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا ( ٣٣ )} الآية ، قال العلماء : قوله أهل البيت يشمل السكني وبيت النسب فزوجاته عليه السلام أهل بيت السكنى وأقاربه أهل بيت النسب،
Adapun ayat yang menunjukkan hal itu diantaranya ayat : “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 33)
Ulama’ berpendapat : “Kalimat ahlul bait meliputi ;
- Keluarga yang serumah (ahlu baitis sukna)
- keluarga yang merupakan keturunan (ahlu baitin Nasab).”
Para Istri Nabi termasuk ahlu baitis sukna. Dan para sanak kerabat Nabi termasuk ahlu baitin Nasab.
وقد جاءت أحاديث تدل على ذلك ، منها ما أخرجه الإمام أحمد عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : (( إن هذه الآية نزلت في النبي صلى الله عليه وسلم وعلي وفاطمة والحسن والحسين رضي الله عنهم ))٠
Dan sungguh terdapat hadits-hadits yang menunjukkan hal itu, diantaranya hadist yang di keluarkan oleh Imam Ahmad dari Sanad Abu Said al-Khudri yang menyatakan : “Sesungguhnya ayat ini turun menjelaskan tentang Nabi, Ali, Fathimah, Hasan dan Husain.
وصح أنه صلى الله عليه وسلم جعل على هؤلاء کساء وقال : ( ( اللهم هؤلاء أهل بيتي وخاصتي أذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا ) )٠ وفي رواية : (( ألقى عليهم كساء و وضع يده عليهم وقال : اللهم إن هؤلاء آل محمد فاجعل صلواتك وبركاتك على محمد وعلى آل محمد إنك حميد مجيد ))٠
Dan hadist shohih yang menjelaskan bahwasanya Nabi menyelimuti mereka, kemudian Beliau berdoa : ” Ya Allah ! Mereka adalah keluargaku danorang-orang dekatku, bersihkanlah mereka dari dosa dan sucikanlah mereka se-suci-sucinya !”
Dalam riwayat lain : Nabi menyelimuti mereka dan Nabi meletakkan tangannya diatas mereka seraya berdoa : ” Ya Allah !, Mereka adalah keluarga Muhammad, maka jadikanlah rahmat ta’dzim dan barokah – Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad !, Sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang Maha Terpuji lagi Maha Agung”.
ومن الآيات الدالة على فضلهم قوله تعالى : فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَآءَنَا وَأَبْنَآءَكُمْ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكٰذِبِينَ
“Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (Muhammad), Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”
(QS. Ali ‘Imran Ayat 61)
قال أهل التفسير : لما نزلت هذه الآية دعا رسول الله صلى الله عليه وسلم عليا وفاطمة والحسن والحسين رضي فاحتضن الحسين وأخذ بيد الحسن ومشت فاطمة خلفه وعلي خلفهما وقال : اللهم هؤلاء أهلي
Ahli Tafsir berpendapat : ketika turun ayat ini Rosululloh memanggil Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, kemudian Beliau memangku Husain, dan memegang tangan Hasan, lalu Fatimah ada di belakang Beliau dan Ali di belakang mereka berdua, lalu Rosulullah berdoa : ” Ya Allah, mereka adalah keluargaku !”
{الاجوبة الغالية، ص ١٩٠}
فضائل أهل بيت رسول الله٠٠٠٠٠
Keutamaan Ahlul Bait
س : هل الاتصال به صلى الله عليه وسلم والانتساب إليه من أعظم المفاخر ؟
Apakah bersambungnya keluarga dengan Rosululloh dan bernasab kepada Rosululloh itu termasuk suatu kebanggaan yang agung ?
ج : نعم ، الاتصال به صلى الله عليه وسلم والانتساب إليه من أعظم وأشرف المأثر عند ذوي العقول والبصائر ، وأن أصوله وفروعه صلى الله عليه وسلم أشرف الأصول والفروع لاتصال نسبهم بنسبه، وارتباط حسبهم بحسبه٠
Benar, bersambungnya keluarga dengan Rosululloh dan bernasab kepada Rosululloh itu termasuk membawa pengaruh yang sangat agung dan mulya menurut para Ulama’ dan Auliya’, dan sesungguhnya nenek moyang maupun keturunan merupakan nenek moyang dan keturunan termulya disebabkan bersambungnya nasab mereka dengan Rosululloh, dan sebab keterikatan kedudukan / derajat mereka dengan Rosululloh.
وقد اتفق علماء الله على أن السادة الأشراف أحسن الناس عنصرا من جحمة الآباء والجدود وأنهم متساوون مع غيرهم في الأحكام الشرعية والحدود
Para Ulama’ sepakat bahwa sesungguhnya para Sayyid yang mulia merupakan orang-orang yang memiliki unsur terbaik dari jalur para Ayah maupun para Kakek Buyut mereka.
Dan ulama’ juga sepakat bahwasanya mereka memiliki kedudukan yang sama seperti orang selain mereka dalam masalah hukum-hukum syara’ maupun dan hukum-hukum Had.
{الاجوبة الغالية، ص ١٩٥}
س : هل الانتساب إليه صلى الله عليه وسلم نافع في الدنيا والآخرة ؟
Apakah penisbatan / perhubungan Nasab dengan Rosululloh bermanfaat di Dunia maupun di Akhirat ?
ج : نعم ، الانتساب إليه صلى الله عليه وسلم نافع في الدنيا والآخرة٠
Benar!. Penisbatan / perhubungan Nasab dengan Rosululloh bermanfaat di Dunia maupun di Akhirat.
س : ما الدليل على ذلك ؟
Apa dalil dari hal itu ?
ج : لذلك أدلة كثيرة منها قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( ( كل نسب وصهر ينقطع يوم القيامة إلآ نسبي وصهري ) ) رواه ابن عساكر عن عمر بن الخطاب رضي عنه
فهذا الحديث يدل على عظيم نفع الانتساب إليه صلى الله عليه وسلم
Hadist yang menjelaskan hal itu banyak, diantaranya ;
- Nabi bersabda : “Setiap hubungan Nasab maupun hubungan kekerabatan karena pernikahan akan terputus dihari kiamat nanti kecuali nasab ku dan kekerabatan pernikahan ku” (Hadis riwayat Ibnu Asakir dari sanad Umar bin Khottob)
Hadis ini menunjukkan begitu agungnya manfaat bersambungnya nasab dengan Rosululloh.
ومنها : ما أخرج البزار و الطبراني وغيرها من حديث طويل قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( ( ما بال أقوام يزعمون أن قرابتي لا تنفع ، إن كل سبب ونسب منقطع يوم القيامة إلا سببي ونسبي ، و رحمي موصولة في الدنيا والآخرة ) ) .
- Hadist yang di keluarkan al-Bazzar dan at-Thobroni dan hadist lainnya dari hadist yang panjang, Nabi bersabda : “Apa yang merasuki pikiran kaum sehingga mengira bahwa hubungan kekerabatan dengan Ku tidak bisa membawa manfaat ?
Sesungguhnya setiap sebab dan
kekerabatanku akan terus tersambung di Dunia maupun di Akhirat”.
{تنبيه الغافلين بأحاديث سيد الأنبياء والمرسلين، صفحة ٤٤٣}
– وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّهُ قَالَ: «النَّظَرُ فِي وَجْهِ الْعَالِمِ عِبَادَةٌ، وَالنَّظَرُ فِي الْكَعْبَةِ عِبَادَةٌ، وَالنَّظَرُ فِي الْمُصْحَفِ عِبَادَةٌ»
Diriwayatkan hadist dari Nabi bahwasanya Nabi bersabda ; “Memandang wajah orang ‘Alim adalah Ibadah, memandang Ka’bah adalah ibadah dan melihat mushaf Al-Qur’an adalah ibadah
قَالَ الْفَقِيهُ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ لَوْ لَمْ يَكُنْ لِحُضُورِ مَجْلِسِ الْعِلْمِ مَنْفَعَةٌ سِوَى النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ لَكَانَ الْوَاجِبُ عَلَى الْعَاقِلِ أَنْ يَرْغَبَ فِيهِ، فَكَيْفَ وَقَدْ أَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَالِمَ مَقَامَ نَفْسِهِ٠
Imam al-Faqih Abul Laits as-Samarqondi berkata: “Jikalau menghadiri majlis ilmu tidak ada manfaat selain memandang wajah orang Alim, tentulah wajib bagi orang yang berakal untuk menyukai hal itu, bagaimana tidak ? Sedangkan Nabi sendiri menempatkan orang ‘Alim pada kedudukan beliau (sebagai penerus para Nabi).
{الاجوبة الغالية، ص ١٨٤}
س. ما حكم محبة اهل البيت النبوي في دين الاسلام ؟
Bagaimana hukumnya mencintai keluarga / keturunan Rosululloh dalam pandangan agama Islam ?
ج.اعلم انه من المشهور والمعلوم عند الخاص والعام ان محبة اهل البيت النبي وذريته فرض على كافة اهل الاسلام ،
وقد ثبت في الآيات القرآنية والسنة النبوية الحث على محبتهم والامر بمودتهم ودرج على ذالك اعلام الصحابة والتابعين وائمة السلف المهتدين٠
Ketahuilah bahwasanya sudah masyhur dan maklum, baik menurut golongan khusus maupun awam bahwa hukum mencintai keluarga dan keturunan Rosululloh wajib bagi semua Muslim.
Dan sungguh hal itu telah ditetapkan dalam ayat Al Quran dan Hadis Nabi yang memotivasi untuk mencintai mereka dan perintah untuk menyayangi mereka, termasuk juga para Ulama’ pembesar dari golongan Shohabat, Tabi’in dan para Imam Ulama’ Salafus Sholih yang mendapat petunjuk.
{سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد، ج ١١ ص ١١}
روى الديلمي في الفردوس عن ابن عمر- رضي الله تعالى عنهما- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أول من أشفع له يوم القيامة من أمتي أهل بيتي ثم الأقرب، فالأقرب» قال:
«ثم الأنصار، ثم من آمن بي واتبعني من أهل اليمن ثم سائر العرب ثم العجم»٠
Ad-Dailami meriwayatkan dalam kitab al-Firdaus, hadist dari Ibnu Umar, Dia berkata ; “Rosululloh bersabda : “Orang yang pertama kali aku syafaati di hari kiamat dari golongan umatku adalah keluargaku, kemudian sanak kerabat terdekat, kemudian yang terdekat (muhajirin), kemudian orang ansor, kemudian orang yang beriman kepadaku dan mengikutiku dari golongan penduduk Yaman, kemudian golongan arab lainnya, kemudian, golangan ajam (non Arab)”.
{سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد، ج ١١ ص ١١}
وروى الملا وأبو سعيد النيسابوري عن علي- رضي الله تعالى عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من صنع إلى أحد من أهل بيتي يدا كافأته عنه يوم القيامة»٠
Mulla Ali al-Qori dan Abu Said an-Naisaburi meriwayatkan hadits dari Sanad Ali, Dia berkata : “Rosululloh bersabda ; “Barang siapa yang menolong / memberi bantuan kepada salah satu keluargaku, maka Aku akan membantunya besok di hari kiamat.”
وروى الديلمي عن علي- رضي الله تعالى عنه- قال: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «أربعة أنا لهم شفيع يوم القيامة، المكرم لذريتي، والقاضي لهم حوائجهم، والساعي لهم في أمورهم عند ما اضطروا إليه، والمحب لهم بقلبه ولسانه»٠
Ad-Dailami meriwayatkan hadits dari sanad Ali, Dia berkata:”Bahwasanya Rosululloh bersabda : “Ada 4 golongan, yang akan Aku sendiri akan memberi syafaat kepada mereka di hari kiamat antara lain :
- Orang yang memulyakan keturunanku
- Orang yang memenuhi kebutuhan keturunanku
- Orang yang membantu meringankan urusan keturunanku ketika mereka kesulitan.
- Orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisan mereka.
- Bolehkah kita iri pada status Habaib, karena kita bukan termasuk Habaib ?
Karya: Habib Abdulloh bin Aqil