Puasa Ayyamul Bidh Dzulqa’dah

bahrulmaghfiroh.com – Di antara puasa sunnah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah puasa sunnah Ayyamul Bidh. Dalam buku Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunnah (2012) oleh Amirulloh Syarbini, puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah pada pertengahan bulan hijriah. Puasa ini dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan-bulan Islam. Puasa ini disunnahkan dan nilainya terhitung seperti puasa tahunan. Hal ini disebabkan amal shalih dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat. Puasa sehari diganjar seperti puasa sepuluh hari. Sehingga barang siapa berpuasa tiga hari setiap bulannya, terhitung berpuasa setahun penuh.

Puasa ini disebut puasa hari-hari putih (ayyamul bidh), karena hari-hari tersebut bertepatan dengan terang bulan (terang-terangnya bulan). Menurut kitab Umdatul Qari Syarah Shahihul Bukhari, nama Ayyamul Bidh berdasarkan kisah Nabi Adam turun ke Bumi. Ketika Nabi Adam diturunkan ke Bumi, tubuhnya terbakar matahari dan tubuhnya menjadi gosong. Kemudian Allah memberi wahyu agar Nabi Adam berpuasa selama tiga hari. Pada saat menjalani puasa hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih. Kemudian puasa kedua, setengah badannya bersih dan menjadi putih. Hingga puasa ketiga, di mana seluruh tubuh Nabi Adam menjadi putih.

Book your tickets