bahrulmaghfiroh.com – Bulan Sya’ban merupakan bulan yang terletak diantara dua bulan yang mulia, yaitu bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan Sya’ban juga menjadi bulan persiapan bagi umat muslim untuk menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Akan tetapi banyak umat muslim yang kurang memperhatikan bulan sya’ban, kebanyakan hanya fokus meningkatkan ibadah di bulan Rajab saja. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان
Artinya : “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan.” (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i)
Sya’ban sendiri berakar dari kata syi’ab yang berarti jalan setapak menuju puncak. Untuk mencapai puncak seseorang akan melewati berbagai macam halangan dan rintangan. Baik berupa tanjakan, turunan, semak belukar, ataupun gangguan hewan buas. Begitu juga umat muslim, untuk mencapai puncak yaitu ridhanya Allah SWT di bulan Ramadhan, akan banyak ujian yang harus dilalui. Oleh karena itu dibulan sya’ban inilah kita persiapkan pribadi kita supaya bisa meningkatkan ibadah secara maksimal di bulan ramadhan.
Di bulan sya’ban banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang penting, dan sangat berpengaruh dalam kehidupan beragama seorang muslim. Sebagaiman dinukil dari kitab Madza fi Sya’ban karangan Sayyid Muhammad Bin Alwi Al Maliki diantaranya yaitu
- Berpindahnya arah Kiblat
Pindahnya arah kiblat umat islam merupakan hal yang sangat dinanti-nanti oleh Nabi Muhammad SAW. Dimana diceritakan bahwa beliau Rasulullah setiap hari berdiri menghadap ke langit menunggu wahyu perihal peralihan kiblat. Sebagaina di jelaskan di Surat Al Baqarah ayat 144 :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Artinya, “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (QS. Al Baqarah : 144)
Umat muslim yang semula berkiblat ke Masjidil Aqsha kemudian berpindah ke Masjidil Haram. Pendapat Abu Hatim al-Basti yang dikutip oleh Al-Qurtubi mengatakan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban. Dengan berpindahnya kiblat semakin menegaskan bahwa Allah SWT tak terikat dengan tempat dan waktu. Juga menegaskan bahwa umat Islam tidak sedang menyembah Masjidil Aqhsa ataupun juga Ka’bah, tetapi adalah menyembah Allah SWT.
- Diangkatnya Amal Manusia kepada Allah
وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم — حديث صحيح رواه أبو داود النسائي
Artinnya : “Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa”. (HR Abu Dawud dan Nasa’i)
Nabi Muhammad SAW banyak melakukan ibadah puasa di bulan Sya’ban. Saking banyaknya berpuasa sampai diriwayatkan Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW. Usamah bertanya kepada Nabi : “Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”
Oleh karena itu, dibulan Sya’ban ini mari kita perbanyak ibadah puasa, agar ketika amalan kita dilaporkan kepada Allah SWT kita dalam keadaan puasa.
- Turunnya kewajiban berpuasa
Kewajiban puasa di bulan Ramadhan turun pada bulan Sya’ban. Rasulullah sendiri menunaikan puasa Ramadhan selama hidup beliau sembilan kali, sebagaimana ditterangkan oleh Imam Abu Zakariya an-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Muhadzdzab.
Puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa. Salah satu hadits yang menjelaskan kelebihan puasa dibanding ibadah lainnya adalah hadits qudsi berikut,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ
Artinya, “Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesempatan oleh Allah SWT, untuk bisa meningkatkan amal ibadah di dalam bulan Sya’ban. Dan semoga kita semua disampaikan ke dalam bulan Ramadhan. Aamiin ya robbal ‘alamiin.