Alhamdulillah, sekarang kita telah memasuki bulan Robi-ul Awwal atau juga dikatakan bulan Maulidunnabi Muhammad SAW. Dimana dibulan ini hampir seluruh manusia mengenang akan kelahiran makhluq termulia yakni baginda ar-rosul Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Namun, ada beberapa kelompok yang menyanggah, adakah kebolehan merayakannya? dan adakah manfaat jika kita merayakan maulid Nabi dengan berbagai bentuk pesta atau acara-acara khusus untuk memeriahkannya? berikut alasannya :
1. Jika Tidak ada Nabi Muhammad SAW, maka tidak akan Allah ciptakan alam semesta
Ini merupakan pernyataan hadits qudsi yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Dimana Rosulullah SAW juga adalah nabi pertama yang jauh diciptakan berupa ruh sebelum nabi pertama yakni Nabiyullkah Adam ‘Alaihissalam dan diutus oleh Allah SWT diurutan nabi paling terakhir. Ini menunjukan akan adanya kekhususan beliau sebagai makhluq termulia sebagai penyempurna ajaran Allah SWT. Maka sudah jelas ini merupakan salah satu dalil yang cukup bagi kita untuk memeriahkan akan hari/tanggal/bulan kelahiran baginda tercinta Muhammad SAW.
2. Seorang kafir yang bahagia saat nabi lahir saja mendapat keringanan adzab kubur, apalagi kita yang jelas-jelas beriman kepadanya.
Kalau kita lihat, seluruh dunia senang sekali akan kelahiran nabi muhammad, namun sebagian kelompok bertanya, Apakah ada kemanfaatan didalamnya? Diriwayatkan dalam dalam kitab shahih bukhori, disana dikatakan ada contoh seorang kafir bernama Abu Lahab, ia diringankan adzab kuburnya saat berada di alam kubur, mengapa? Karena ia senang saat lahirnya nabi muhammad SAW. Perhatikanlah, alangkah bahagianya kita sebagai umat beliau yang mengagung-agungkan hari kelahiran beliau, mengenang siroh/perjalanan beliau sehingga kita nantinya insya allah akan mendapatkan wasilatul ‘udzma berupa syafa’at yang agung yang akan diberikan oleh Allah SWT untuk mempermudah menuju jalan kesyurganya kelak.
3. Berbahagia atas rahmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT.
Didalam Al Qur’an dijelaskan oleh Allah SWT, “Qul bifadhlillahi wabirohmatihi wabidzalika falyafrohu“. yang artinya : “Katatakanlah, dengan rahmat Allah SWT, maka berbagahialah kalian semua” . Siapakah rahmat yang dimaksud dalam ayat ini? ahli tafsir mengatakan, sebaik-baik rahmat/ kasih sayang Allah SWT adalah baginda Ar-Rosul Muhammad SAW. Kalau kita melihat sejarah, maka benar sekali, memang Nabi Muhammad SAW salah satu rahmat terbesar Allah SWT yang pernah ada. Dimana beliaulah yang telah merubah zaman kedzoliman pada masa jahiliyah dengan masa kebathilan dengan penuh kasih sayang.
Dari tiga dalil ini maka telah jelas sekali bagi kita semua, sudah cukup bagi kita untuk yakin dan merakannya dengan penuh kegembiraan atas lahirnya manusia termulia baginda Ar-Rosul Muhammad SAW. Pembaca Rohimakumullah, Lantas dengan apa kita mengungkapkan kebahagiaan ini? tidak lain dan tidak bukan adalah dengan cara memperbanyak kebaikan, menjauhi larangan allah, memperbanyak dzikir, solat, dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Maulid Moment Tepat Untuk Berkholwat/uzlah
Selain yang telah dibahas diatas, karena ini bulan maulid, maka ini juga merupakan moment yang sangat pas untuk merubah nasib kita dengan cara memperbanyak ibadah kepada allah SWT. Kata Allah SWT “Innallaha laa yughoyyiru ma biqoumin, hatta yughoyyiru ma bianfusihim”. artinya : “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah nasib/keadaan suatu kaum, kecuali merekalah yang merubah diri mereka sendiri.”
Mengapa kita dianjurkan berkholwat/uzlah/menyendiri?
Salah satu ibadah paling utama yang diajarkan oleh Rosulullah SAW adalah berkholwat/ menyendiri disebuah tempat dengan memperbanyak beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang kita ketahui, sebelum Rosulullah SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang nabi, beliau memperbanyak kholwat di Gua Hiro’ akhirnya turunlah wahyu pertama yang juga menandakan awal kalinya beliau diangkat oleh Allah SWT sebagai Nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT.
Juga seperti kisah Nabiyullah Musa yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT untuk mendengar kalam Allah, ia berkholwat terlebih dahulu di sebuah bukit bernama Tursina. Begitu juga dengan waliyullah Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang memiliki karomah yang sangat besar, beliau diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang wali setelah berkholwat dengan waktu yang tidak singkat. Dikatakan bahwa ia pernah berkholwat disebuah lembah selama 20 tahun lamanya.
Bahkan, dalam ajaran Thoriqoh Al Mu’tabaroh dianjurkan untuk berkholwat sehari semalam, tiga hari sampai 40 hari, dan setelah berkholwat 40 hari 40 malam maka insya allah, Allah SWT akan memancarkan ilmu hikmah kepadanya.
Itulah cara nabi-nabi kita, para waliyullah dalam rangka merubah nasib mereka. Maka dengan ini patut kita contoh, patut kita teladani dan jangan sampai kita keliru dalam mengambil sikap sehingga terjerumus dalam jurang kesesatan. Dimana orang-orang zaman sekarang banyak yang ingin merubah nasibnya menjadi mulia, ingin pangkat yang tinggi, harta yang melimpah namun cara mereka sangat sesat, mereka pergi kedukun-dukun dan bukan meminta pertolongan kepada Allah SWT.